LP Cipinang Rusuh, 2 Tewas

SUARA PEMBARUAN, 31 Juli 2007

Kapasitas 900, Dihuni 4.000 Napi

[JAKARTA] Kerusuhan yang melibatkan ratusan narapidana (napi) terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (31/7) siang. Akibat kerusuhan itu, dua napi tewas. Hingga pukul 12.00 WIB siang, suasana di LP tersebut masih tegang dan berada dalam pengamanan yang ketat. Pengamanan dilakukan oleh petugas gabungan yang berasal dari Polres Jakarta Timur, Polsek Cipinang, dan petugas LP setempat.

Kepala LP Cipinang, Toro yang dikonfirmasi SP, Selasa siang membenarkan insiden tersebut. “Ya benar, ada keributan di sini. Ada napi yang tewas, namun identitasnya masih diperiksa,” kata Toro.

Diperoleh informasi, korban tewas adalah Slamet dan Munthe, yang keduanya berasal dari Jawa Timur. Adapun Munthe adalah adik dari Pakde, terpidana pembunuhan peragawati Dietje Budimulyono, pada tahun 1980-an. Munthe selama ini dikenal sebagai pemimpin informal dari seluruh napi yang menghuni 28 blok di LP Cipinang.

Kerusuhan melibatkan dua kelompok besar, yakni napi kelompok Jawa Timur yang berhadapan dengan kelompok Ambon, Batak, dan Palembang.

Saat berita ini diturunkan, pe- tugas masih berkonsentrasi mengevakuasi korban tewas dan luka-luka, seka-ligus mengamankan LP sampai kondisi kondusif.

Korban tewas dibawa ke RSCM untuk diautopsi, sedangkan yang luka dilarikan RS Persahabatan, Jakarta Timur.

Dipicu Kesalahpahaman

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ketut Untung Yoga membenarkan, pengamanan situasi di LP dan sekitarnya telah dimaksimalkan, terutama agar jangan sampai terjadi provokasi di tengah situasi yang masih tegang.

Informasi yang dihimpun SP di lapangan menyebutkan, peristiwa tersebut, dipicu kesalahapahaman napi antarblok, sehingga memancing emosi, hingga menyulut tawuran massal. Kondisi makin parah karena tak sedikit pengunjung yang terlibat dalam tawuran.

Akibatnya, petugas LP kewalahan mengatasinya. Polisi yang membantu pengamanan pun sempat mengalami kendala karena keributan berlangsung sangat cepat dan melibatkan ratusan napi.

Menurut seorang penghuni LP yang dihubungi SP, kerusuhan itu merupakan dampak terlalu penuhnya narapidana yang menghuni LP Cipinang. “Kejadian ini akibat akumulasi friksi-friksi kecil. Kapasitas LP yang seharusnya diisi 900 orang, kenyataanya dihuni sekitar 4.000 orang,” katanya.

Akibat kerusuhan di LP Cipinang, keluarga dilarang membesuk napi.

Konsep Pembinaan

Menanggapi kerusuhan tersebut, kriminolog dari Universitas Indonesia, Iqrak Sulhin mengatakan, kejadian ini merupakan akumulasi dari metode yang diterapkan di LP.

Metode itu terkait dengan pembinaan di LP tidak memiliki konsep tidak jelas dan tidak efektif. Kontrol sosial yang selama ini dilakukan bersifat represif dan tidak adanya hukuman dan insentif terhadap narapidana.

“Kerusuhan terkait dengan otonomi LP, dan perbaikan-perbaikan di LP itu sendiri tidak mengalami kemajuan. Sementara lembaga yang mengelola LP seolah tidak mau tahu akan kondisi yang terjadi sebenarnya,” kata Sulhin. [G-5/HTS/A-17]

One thought on “LP Cipinang Rusuh, 2 Tewas

Leave a reply to Batak Dibalik Sebuah Nama « Batak One Cancel reply